ads

Slider[Style1]

Style2 a

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style 6

Titik (Cerpen Motivasi dan Cinta)

Kamu tidak pernah tahu bahwa semua anggota keluargamu itu mengatakan hal yang sama tak ada satupun kata maupun tanda baca yang berbeda dari mereka. Dan semua itu untuk kebaikanmu. Tetapi, kamu hanya memberontak mengatakan dengan frontal bahwa kamu itu perempuan hebat yang bisa menjadi seorang penulis handal. Memang kata-katamu itu dahsyat dan tertata rapi pada tiap paragrafnya. Akan tetapi, bagaimana dengan nilai yang dibubuhkan dari anggota keluargamu yang justru jauh di bawah standar.
“Bagaimanapun aku bukanlah gadis remaja yang hanya mengarsipkan rangkaian dongeng yang telah kubuat. Aku akan buktikan. Kau diam saja jika tak suka, Hans” Gertakmu mengagetkanku dengan kata-kata yang cukup membelenggu hatiku Dena. 
Hingga seiring dengan waktu, kamu telah berhasil landas menuju impianmu. Kau berhasil terbang di gugusan awan yang apabila dari darat tertuliskan kata SUKSES. Ya memang kamu benar-benar sukses saat ini. Kau telah lulus dengan status Camlaude. Kamu bahkan bukan lagi Dena Aprilia melainkan Sang Penulis Dena Aprilia yang bertempat tinggal di Sydney Australia.
Kini aku mengakui bakatmu dalam mengotak atik kata-kata hingga mempesona para pembaca. Buktinya, bukumu selalu laris di pasaran. Tetapi, bibimu yang sibuk dengan restaurannya di Indonesia masih menyempatkan diri. Menyempatkan diri untuk menilaimu dengan nilai sial. Mungkin jika kau masih duduk di bangku sekolah nilai yang diberikan bibimu akan bisa membuatmu melakukan remidi. Ah seperti sia-sia saja kamu menjadi seorang penulis.
“Aku tak perduli dengan orang-orang yang berhati berandal yang menjadi teroris dalam hidu
pku. Dan kau Hans jangan pernah dengarkan kata-kata bibiku. Kau saat ini bukan lagi menjadi central infromasi para haters ataupun objek kekesalanku tetapi kekasihku.” Setelah kepulanganmu dengan tampilan yang lebih mempesona daripada 5 tahun yang lalu membuatkan takjub dengan kata-katamu yang baru saja melejit di getaran suaramu.
Kamu memang perempuan keras kepala yang hanya takut dengan balon-balon pesta karena trauma ketika kamu masih berumur 7 tahun ketika pesta ulang tahunmu yang hancur karena ulahmu sendiri. Kamu bahkan tak takut pada setiap kata-kata iri dari bibimu sendiri yang tega merayap pada daun telinga saudara-saudaramu. Hingga sempat membuat kedua orang tuamu sakit hati. Untung saja, keberhasilanmu saat ini telah berhasil mendongkel kata-kata bibimu yang bibimu sebar di balik pintu waktu kamu masih dalam jenjang perkuliahan
“Ah mau jadi apa kamu? Anak manja sepertimu tidak akan tahu rasa terimakasih pada orang tuamu. “ Persis seperti itu kata-kata yang bengal tetapi berhasil kau sorot dengan laser yang kau buat dari rasa berani, percaya diri, dan ketekunamu. Perpaduan yang luar biasa telah berhasil membinasakan Bibimu sendiri.
Lagi-lagi kamu membuatkan merasa greget Ketika mendengar bahwa kamu akan kembali lagi ke Sydney untuk melanjutkan study gratismu dan juga pekerjaanmu 5 hari kemudian.
“Kamu datang hanya untuk memberikan sekarung uang bermata uang Rupiah untuk Bapak Ibumu dan saudara-saudaramu yang telah hampir melumpuhkan sebagian tubuhmu itu? Ah, kenapa tidak kamu kirim saja lewat Bank. Atau jangan-jangan masih ada rasa perhatianmu kepada kekasihmu ini? ” Aku tak habis pikir dengan keputusanmu yang mendesak itu. Masih sama sifat Keras kepalamu itu
“Aku bilang jangan pernah melarangku untuk membuktikan kepada mereka yang suka memandang keburukanku. Aku bukan lagi gadis manja yang sehari-hari diingatkan waktu sarapan oleh ibu dan meminta uang saku kepada bapak. Jangan melarangku. Aku janji 5 Tahun lagi aku kembali Hans. Itu saja kalau kau mau menungguku.” Lagi lagi kau menggertakku.
Bahkan kamu tak sempat mengucapkan selamat bertugas untukku. Kamu tidak tahu kalau 1 minggu lagi aku harus bertugas memenuhi kewajibanku terhadap negara. Seragam doreng hijau yang setiap hari melekat pada tubuhku, tidak pernah sesekali kau gunakan untuk objek perbincangan kita.
Aku bahkan berfikir kapan kau berkata dengan menggunakan tanda baca titik lantas memberiku sela untuk masuk ikut menjelaskan setiap cercaan yang menghardikmu. Aku sebenarnya ingin mencari tanda titik yang ada pada penjelasanmu untuk mencoba menenangkanmu lantas berkata kalau aku sepenuhnya akan menunggumu. Tak apa setelah ku pikir, kini aku tahu bahwa kamu adalah perempuan yang benar-benar pilihan terbaikku. Aku bangga apalagi setelah mendengar kabar bahwa kamu bukan hanya seorang penulis, melainkan jurnalistik yang siap mengembangkan informasi dari segala penjuru negeri. Aku bangga.

Potret Bendungan Karangkates-Sumber Pucung


Bendungan Karangkates

WulanBloggerIndonesia.blogspot.com - Yuk jalan jalan..... Kali ini perjalanan kita tidak perlu jauh-jauh. Di Bendungan Karangkates-Sumberpucung sudah cukup. Bahkan lebih dari cukup. Udara sejuknya pantas diakui.  Yang belum tahu silahkan datang........

Top